Showing posts with label PUISI. Show all posts
Showing posts with label PUISI. Show all posts

Wednesday, December 12, 2012

Puisi asa akan keadilan

sebuah impian
tak bisa kudapatkan
tapi sebuah harapan
menjadi asa tertanamkan
yang mungkin hanya setelah kematian
yaitu harinya akan pembalasan
sebuah keadilan
beberapa ganzaran
memang sangat ku inginkan
di dunia seperti mukzizat diturunkan
namun…
hanya doa yang bisa ku tuturkan
karna beribu kata telah teruraikan
hanya menjadi ungkapan
yang dipandang buaian
tanpa bisa mensadarkan
terutama menyelamatkan
anak-anak nan sangat ku sayangin
walaupun…
rindu ini tak terbalaskan
sayang ini tak tergapaikan
lagi mungkin terhalangkan
dan cinta kasih ini telah dilupakan
kini ku hambur bagai sampah berserakan
yang bagi mereka tak sedapkan pandangan
tanpa pula lagi akui kesalahan

Puisi Di Batas Langitmu

Aku menuai bulir padi, dari segenggam..
relung waktu, yang kokoh di buritan seribu “petir”.
Akupun hanya punya naungan, pada lalu lalang,
Fatamorgana berenda “semu”
Lantas, hanyalah “pucuk daun palma”
Yang mencoba menyingkap pekat malam.
Aku bawa bingkai hati
Untuk menerjang semua yang tergambar di langit
“jangan” mencibirkan goresan takdirku
Akan aku bawa ke dongeng anak anak,
Yang berseloroh tentang sebah guratan
Aku di batas langitmu,
Lantas hanya “mampu ku lihat” engkau…
Yang terselip di tirai tipis berbenang emas.
Dengan cara apa sebuah “lakon hidup”
Dapat aku tempuh, menelisik asa dari apa yang
aku tak tahu, di batas langitmu.
Sudah tiada lagi pagar bambum tempat sejuk
Untuk aku dan kau, bertanam semai
Jarum waktu hanya mengerling wajahnya
Sepi …..

Puisi Tentang Sang Hati

Malam ini aku menangis tanpa suara
Merenungkan diri di sudut ruangan
Gelap menyendiri tanpa ada teman
Sunyi menerpa menemani sepinya malam
Aku berpikir
Kenapa tidak kuteriakkan saja semua amarahku?
Kenapa tidak kutunjukkan saja semua rasa jengkelku?
Memendamnya dan menangis sendiri itu tidak enak
Kadang aku ingin tertawa dengan segala kebodohanku
Kadang juga aku benci dengan segala rasa sabarku
Saat kubiarkan mereka mengabaikanku
Saat kubiarkan mereka menginjak-injak diriku
Mereka memanfaatkanku layaknya boneka
Sebuah benda yang akan selalu tersenyum dan takkan menangis
Benda mati yang selalu menjadi penghibur mereka
Dan akan dibuang setelah mereka merasa tak memerlukannya lagi
Temankah itu?
Kekasihkah itu?
Kata-kata itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal
Bisa-bisanya mereka mengaku sebagai orang terdekatku
Padahal mereka hanya memanfaatkanku
Mereka hanya mengganggu hidupku
Mereka menghancurkan apa yang sudah kubangun selama ini
Kemudian membuatku merasa bersalah karena telah memarahi mereka
Aku benci
Aku ingin di dengarkan
Aku bukan hanya ingin mendengarkan
Perlukah aku berteriak di depan telinga mereka?
Aku tepat berada di sini
Di samping mereka
Tapi mereka sama sekali tidak ingin menggenggam tanganku
Ketika kesedihan menghantam mentalku
Haruskah aku peduli pada mereka?
Haruskah aku tersenyum pada mereka?
Mengucapkan tolakan halus dengan lembut
Lalu berkata, “Aku baik-baik saja.”
Pembohong!
Mereka membuatku menjadi seorang pembohong
Mereka menuntutku untuk menjadi budak mereka
Dan mereka sama sekali tidak mengerti bahwa hatiku menjerit sakit
Aku mencoba untuk menjadi yang terbaik
Aku mencoba untuk menjadi berguna
Aku mencoba segalanya
Namun kenapa aku selalu mendapat tatapan penuh kecewa itu?
Ingin kuteriakkan segala rasa benci dalam hatiku
Akan kukatakan betapa perihnya hatiku saat ini
Tapi kenapa?
Aku sama sekali tidak bisa
Lemah
Pengecut
Sama sekali tidak bisa diharapkan
Inikah akhir dari seorang pemimpi yang baru bangkit?
Padahal baru saja kusugesti diriku untuk berdiri
Memantrai diri agar kembali berjalan
Mengusir pikiran bahwa setiap kujejakkan kakiku di sana
Aku akan semakin terluka lagi dan lagi
Aku tidak tahu
Aku tidak mengerti
Mengapa semuanya terjadi atas kehendak mereka
Dan aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa
Dalam curamnya jurang
Tempatku jatuh berkali-kali
Aku selalu mencoba meraih tali setipis jaring laba-laba
Juga setitik cahaya yang menuntun jalanku untuk kembali
Aku berhasil
Aku bisa naik ke atas
Perjuanganku berakhir bahagia
Bahagia sampai mereka mendorongku kembali ke bawah
Aku hancur
Aku terluka
Tidak tahukah mereka betapa sulitnya bangkit itu?
Tidak tahukah mereka seberapa susahnya meraih jaring itu?
Mereka kembali mencoba menginjakku
Kembali mencoba menggangguku
Padahal mereka tahu aku terpuruk
Namun mereka mengacuhkanku bagaikan debu
Lucu!
Lucu sekali!
Mereka benar-benar brengsek dan membuatku tertawa keras
Aku tidak akan pernah menyangka mereka akan lampiaskan semuanya padaku
Semuanya yang mereka dapatkan
Harusnya menjadi milikku
Segalanya yang mereka raih
Harusnya menjadi kebanggaanku
Tuhan,
Apa yang harus kulakukan?
Aku tidak sanggup
Aku tidak kuat lagi
Tali kesabaranku telah mencapai ujungnya
Tak dapat lagi kupendam
Tak dapat lagi kusimpan
Segala eksistensi benci dan amarah dalam hati
Namun aku takut
Aku tidak ingin sendirian
Aku tahu rasanya kesepian
Dan itu benar-benar menyakitkan
Haruskah kuhancurkan diriku secara perlahan lagi?
Haruskah kukikis segala harga diriku demi tidak sendirian?
Aku bertanya pada hatiku yang tergores dalam
Mungkin aku harus kembali mencoba

Puisi Cinta yang terbawa rindu

Aku merasakan sesak didalam hati
Ketika semua langkah tehenti
Sejenak oleh kebersamaan yang terputus waktu
Keterbukaan yang akan tertunda
Kehampaan yang akan mengisi relung hati
Dan kesepian yang akan mendominasi
Karena rindu yang kian terasa adanya
Kini ku tau,,,,,,
semakin ku jauh darimu
Semakin ku ingin dekat denganmu
Semakin kuhilang tanpamu
Semakin ingin ku bersamamu
Kini kusadari,,,,,,
Saat kataku hilang ditelan waktu
Keterbiasaanku merajalela
Kegelisahanku menguasai hati
Saat asa ditelan massa
Pikiranku melayang jauh
Mencari celah untuk mengulang kembali cerita dulu
Kini ku mengerti,,,,,,,
Rasa dalam hati yang terintis perih
Saat langkah terhalangi tirai ketidaktauan
Rasa yang terkoyak dalam
Saat ku tau semakin sedikit waktuku bersamamu
Rasa yang tertekan mati
Saat hati tak lagi menyanyikan senandung perhatian
Kini ku pahami,,,,,,,
Rasa yang mencengkam
Hingga ku takut merasakannya
Namun sangat ku butuhkan
Rasa yang akan mengukur rasa hatiku padamu
Sebuah rasa yang akan membawa ku kepuncak kalbu
Kerinduan yang akan membawaku
Tenggelam dalam cinta dan kasih sayang kepadamu
Sebuah hati yang akan mengatakan :
“Aku mencintai Mu”

Puisi Egois Cinta (takkan pernah berubah)

egois cinta,
hanya itu yang menghuraikan cerita kita,
saat bunga masih mekar di taman sutera,
kau ego dengan sifat maharajalela…
aku bukan hamba abdi mu,
menunggu bunga yang mekarnya belum tentu,
menahan segala tomahan saat lidah ku kelu,
kau pula bagai nyata aku punca segala berlaku…
huuhhh…
desis ku pada ego mu,
yang tak terubah sejak dulu,
kini aku hanya menunggu waktu mu,
kau lepaskan segala dendam tersemat di kalbu…
memang aku bukan pahlawan,
punya senjata kuasa penuh di tangan,
memang aku bukan pelakon,
melakonkan segala watak yang ingin kau tonton,
memang aku bukan penyanyi,
berlagu merdu kala kau pilu di hati,
aku hanyalah penulis,
yang takkan pernah tersimpan sifat egois…

Puisi Jujur dalam hati

Aku berada di hamparan kosong tanpa titik putih
Kuingat saat kau merekahkan…
Keharuman melati di ujung tangkainya
Sewaktu lusuh sekelebat beraian hatimu menemani
Itu seakan memudar dihantam gelombang
Sejak ku terseok menyanding laga sendu
Di kedua pucuk sabit…
Diantara ranting tak berdaun
Dan dihangatkan jabatan awan tak bertuan
Aku menyusur decak salju…
Yang mulai kuuapkan
Ya
Baru sekelumit terlintas
Dia merona iba…menangis
Menumpahkan air mata dalam bara siang ini
Cobalah tau akan waktu yang tak mungkin gempar lagi
Sepatah mutiara muda yang kutitipkan padamu
Tandanya telah membengkokan hatiku…

uisi Semua Yang Kurahasiakan Darimu

Nuansa minggu ini berjalan sangat pelan
Menuntunku dalam hari semu bermadu
Degup yang berbinar rindu kutitipkan lewat mimpi
Inginnya membuai mesra jemarimu
Sepotong kata yang tiap waktu berima
Membawa aroma dinginnya salju ke dalam dada
Sepatah sajakmu yang berdenyut mesra
Tak meletihkanku untuk mengagumimu
Biar lupakan kenangan yang menjadi cerita kelabu
Dan rasakan jangkah mata ini yang melejit semakin jauh
Dan semakin tau isi hatimu
Semua tau dari tarian gemulai senyum lembutmu
Yang membalut kesepian dalam paras berbuih
Disini aku masih tergelap cinta menunggumu
Membingkai hati dengan selimut kerinduan
Pada tepi ranting beruas yang menopang perhatianmu
Abang…
Remuk merobek rusukku bila kau abaikan aku
Karena sebegitu panjangnya putaran hari tanpamu
Meski engkau tegap meratap kalbu
Tetap saja ku termangu membisu

Puisi PUPUS SUDAH…

auh d atas rasaku…
tersirat sebuah nama… CHINTA..
tak terbatas ruang dan waktu…..nama itu tlah tertanam kuat d hatiku…
ku tak pernah tahu cara menghentikan laju waktu yg slalu menghimpitku dg emosiku…
Terasa SAKIT..tp tak ingin lepas dr rs sakit itu…
spt ktk malam itu..
Hati yg penuh pengharapan seketika spt FATAMORGANA yg terlihat nyata ketika ku sentuh dan ku genggam jemarimU.. berlari penuh senyum seakan waktu takkan pernah berlalu..
ketika malam semakin larut..ku tersadar ..kau takkan pernah aku miliki..JIWA dan RAGAmu takkan pernah mendekap cinta ini..
Tp inilah hatiku…ketika tlah jatuh pada SATU CINTA yg istimewa nan sempurna..
maka biarkan aku merasakannya meski rasa itu takkan pernah menjadi nyata dan hanya menari dalam khayal ini saja…
CHINTA… ktk kau berusaha membwtku bangkit dg cinta yg lain..aku tahu kau takkan pernah tahu jika jalan itu hanya akan membwtku meRAPUH dan terasa perih kurasakan….

Puisi Tangisan jiwa

angin dingin malam ini terasa menusuk jiwaku
sepi terasa menari-nari jauh direlung hatiku
merindukan dia yang ada di dekatku
namun terasa begitu jauh untukku
mencintai dia yang tak ingin dimiliki dan memiliki
terasa bagai menggenggam angin di tangan
yang tak dapat di sentuh dan di lihat
hanya bisa dirasakan jiwa yang terasa perih
namun mengenalnya…………
meski jiwa perih tapi pernah dibuatnya tersenyum
pernah dibuatnya tertawa….
meski jiwa ini selalu menangis di sudut malam

karya; endang.L.

Jiwa Kosong

kasih……
merangkai kata ungkapan jiwa
terhampar dalam hamparan
sejak tiada mendengar suaramu
sangat terasa kehampaan
hari-hari sunyi tanpa gairah
jiwa kosong
semua terasa mati
kasih…….
karena cinta teramat dalam
pengharapan dalam penantian
hati menangis ….teriris
rindu akan dirimu di setiap waktu
memeluk bayangan mu di setiap tidur
ku garis pada renungan hati
selagi jiwaku masih ada
dirimu akan tetap ku raih….
namun……
jika diriku sudah tiada
suatu kebanggaan
bahwa diriku telah memiliki
“CINTA SEJATI”

Puisi Mengejar Bayangan

untuk mu wanita ku
memang kerinduan tak pernah hilang
cinta tak kan pernah perpaling
karena engkau cinta sejati dan terakhir bagi ku
apa daya semua hanya mengejar bayangan
semu berderai kena henbusan angin
setiap kita berbincang
seakan aku menggali lubang
untuk menimbun diri sendiri
menghancurkan harapan
walau demikian……
ku berusaha menghilangkan rasa
menutup dan mengunci setiap rongga
agar jiwa ku bisa bertahan
mengiringi setiap langkah
kemana akan ku berkelana
untuk menetapkan jati diri
menjadi seorang hamba
yang mampu menanggalkan keinginan
tak hanyut dalam buaian cinta
namum menempatkan keabadian cinta
cinta pada yg maha diatas segalanya

Puisi derap langkah ku

tebaran debu mengikuti kaki
mengiringi sepanjang jalan
sudah gersangkah dunia ?
terik sengatan matahari
keringat bercucuran
basah seluruh badan
namun……
bibir kering
Ku hampiri sepotong kayu
duduk menatap langit
teringat wajah mu sayang
betapa perih hati ku
Ketika jiwa ku terbuai
engkau berlari
saat ku mengungkapkan cinta sejati ku
engkau menghindar dan menghilang
Namun ku kejar diri mu
hanya bayangan semu yg ku dapat
Biarkanlah………
aku menyendiri tanpa mu
walau hati ku hancur
saat ini aku pasrah
Cuma harapan ku suatu saat
ketika terbangun
engkau telah disisi ku
karena diri mu cinta sejati ku
“Pujangga Kelana”

Puisi Aku bukan malaikat

Tegak tegar menatap langit,
teriakan keras memecah sepi,
bayangan indah dimasa lalu,
cerita cinta yang pernah tertulis,
semua hancur oleh coretan tinta hitam,
pikiran melayang saat kaki mulai lumpuh,
menapaki jalan terjal dan tandus,
rumput kering disamping kaki yang seolah pasrah pada kematian,
mengingatkan diri pada derita yang kini dialami,
air mata menetes ditanah tandus dibawah terik matahari,
sebagai bukti betapa lemah dan tiada berarti,
jiwa yang dulu tegar kini melemah,
hati yang dulu bahagia kini penuh dengan kesedihan,
saat derita terasa sangat menyiksa,
aku hanya bisa berdoa kepada sang kuasa, maafkanlah aku telah mengecewakan dia,
membuatnya menangis,
dan menggoreskan luka disisa hidupnya,
semoga dia bahagia dialam sana,
walau air mata bukanlah jawaban,
apalah dayaku aku tak bisa berbuat apa-apa,
aku hanyalah manusia yang penuh akan dosa,
diri ini hanya bisa berkata aku bukan malaikat

Thursday, October 4, 2012

Kerinduan Bukan Kenangan

Kerinduan Bukan Kenangan

Seperti apa aku dulu, berbeda dengan aku kini.
seperti apa cintamu dulu, tak lagi milikku kini.

hembusan nafas mu, masih terasa di bawa angin padaku.
hembusan kenangan ini, masih jelas terbawa oleh memori.

bukan aku kejam, menghapusmu selamanya dari hidupku.
bukan aku tega, melepaskanmu dan mengakhiri semua tentang kita.

ini lah rindu ku, yang terhempas oleh angin ke arahmu.
yang terlepas dari sangkar hatiku, karena sudah tak bisa ku tahan lagi.

biar aku kenang kisah ini, untuk terakhir kalinya.
rindu yang semestinya tak boleh kumiliki.
biar ku abadikan ini dalam doa..

maaf aku sudah jadi luka bagimu, bebaskanlah hatimu itu.
agar ada seorang yg mampu mengobatinya,
yang akan menjadi pengganti ku, menemanimu hingga akhir waktu…

Puisi Kerinduan Bukan Kenangan Oleh: ~ Loret Tamurri ~

Cinta Yang Tertutupi

Cinta Yang Tertutupi

Hari ini raga seperti mati
Malam begitu sunyi
Waktu seakan terhenti
Menerima kabar menyayat hati

Kesempatan itu telah pergi
Celah itu telah tertutupi
Rasa itu telah terbatasi
Dan takkan seperti dahulu lagi

Cinta dalam hati ini
Kan terhenti di jalan ini
Tanpa bisa aku berlari
Tuk mengejar kekasih sejati
Ya Allah Ya Rabbi

Tabahkan lah hati ini
Hilangkanlah semua emosi
Tuk relakan dia pergi

Hanya lewat tulisan ini
Ku ungkapkan isi hati
Dari rasa yang ku alami
Rasa sakit didalam hati

Puisi Cinta Yang Tertutupi Oleh: ~ Jacko ~

Kerikil Kecil

Kerikil Kecil


Hatiku memang kurang ajar
Yang telah membebankan cinta padamu…

Apa yang kurasakan hanyalah sesuatu yang harusnya tak kurasakan
Apa yang kuinginkan adalah sesuatu yang harusnya tak kuinginkan
Apa yang kuharapkan adalah sesuatu yang harusnya tak kuharapkan
Apa yang kulakukan adalah sesuatu yang harusnya tak kulakukan
Apa yang ada di sampingku adalah sesuatu yang harusnya kuhilangkan…

Kini diriku di matamu hanyalah kerikil kecil
Yang terkikis air
Yang tersapu angin
Yang terpanggang api
Yang terkubur tanah…

Memanglah sesuatu yang tak sempurna
dan…
Meski cintaku padamu tak kunjung berlalu
Pasti akan merapuh karena rindu semu…

Puisi Kerikil Kecil Oleh: ~ Sherly Scorveri Oktarin ~

Mencintai Tanpa di Cintai

Mencintai Tanpa di Cintai

Cinta adalah memberi
memberi tanpa harap balasan
cinta adalah ketulusan hati
Tanpa terpaksa dan dipaksa

Rela menahan luka hati hanya untuk melihatnya tersenyum
rela melihatnya bersama orang laio hanya untuk melihatnya bahagia
Rela mencintainya meski terus di sakitinya

Menghapus air matanya ketika dia menangis
membuatnya tersenyum ketika dia bersedih
meski air mata itu untuk orang lain
meski kehadiranku tak pernah dianggap
Biarlah,,asalkan dia bahagia

Aku akan terus mencintaimu meski tanpa balasan mu
Aku akan selalu menjagamu meski kau tak pernah melihat kehadiranku

Puisi Mencintai Tanpa di Cintai Oleh: ~ Asih Kurniasih ~

Denting Cintaku

Denting Cintaku


Denting cintaku mulai berdenting
hati ini pernah terasa mati seperti jiwa yang terpisah dengan raganya
hati ini pernah tak percaya lagi akan cinta seperti api yang tak akan
pernah bersahabat dengan air

Namun ketika kau mulai hadir semuanya berubah
kini terasa denting cinta ini mulai berdenting kembali
cintamu mampu menyentuh hatiku melalui tatapan indah kedua matamu

Yang mampu membungkamkan setiap kata yang inginku ucap
cintamu mampu menghentikan putaran waktuku
cintamu mampu meluluh lantahkan semua akal sehatku
cintamu sungguh menyejukkan hatiku yang gersang
yang seakan tak ada lagi bibit cinta
cintamu mampu mengubah tangisku menjadi tawa

Cintamu hal termanis yang kurasakan saat ini
namun cintamu jua yang mampu menbisukan lisanku.
sehingga tak ada kata yang mampu untuk ku ucapkan

Puisi Denting Cintaku Oleh: ~ Disan ~

Aku, Kamu, dan Dia

Aku, Kamu, dan Dia


Telah lama menjalin hubungan kita
tanpa kusadari banyaknya perubahan yang ada pada dirimu
Seolah kebahagiaan yang datang menjemputku telah mengantarkan ku
kembali pulang dengan hati kosong tanpa ada seseorang yang mengisi bunga hatiku

Dia pun datang menjemputku dan menuntun jalan hidupku ke jalan kebahagiaan tentang hidup ini
Hari terasa lama bila dengannya karena dia yang telah memetik bunga
hatiku sehingga menjadi bunga perasaan cinta yang akan tumbuh dan mungkin akan layu

Aku dan dia tak akan lama dalam menjalin hubungan ini, karena cinta kita memang salah

Bukan pelampiasan jika menyebut semua itu, tapi merasakan indah sesaat
bagaimana disentuh hatinya jika dia memang laki-laki yang mengerti
bahwa sekarang hatiku telah layu dan akan dipupuk dan disiram oleh
perasaan, kasih sayang, dan kebahagiaan darinya…

Puisi Aku, Kamu, dan Dia Oleh: ~ Lulu Nathalia Pratama ~

Tak Utuh

Tak Utuh

Malam tidak indah,
Tidak jika sunyi terus saja menyergapku dalam kebekuan.

Hatiku tidak beku.
Hanya saja kali ini aku mau sedikit angkuh.
Aku tidak sudi meneteskan air mata meski sunyi tertawa dalam kesendirianku.

Lelahku mengetuk pintu.
Mengharap satu saja senyummu tercecer duhai bintang..
Tapi muspra

Hanya hujan yang menyapaku
Dalam kesombongan yang menguar luka bernanah Aku lelah berdebat.
Dadaku lelah berdebar hanya untuk segumpal harap agar kau mau mengalah

Aku terluka Sejak lama.
Hatiku kau biarkan terlepas dari tempatnya
Menatapmu dengan binar kesetiaan yang tak terbalas..
Ia menangis. meraung. hingga akhirnya mengeriput karena terlalu lelah menunggu

Sekarang, Ia meringkuk tak berbentuk
Nafasnya sepotong-sepotong
Ia menggigil karena kebekuanmu
Tapi ia berusaha angkuh, Meski jiwa dirasa tak lagi utuh..

Puisi Tak Utuh Oleh: ~ Aesaazzam ~