Thursday, October 11, 2012

Nabi Pembawa Rahmat

Rasul Rahmatan LIl 'Alamin
Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam dan misi yg diembannya adalah dalam rangka mewujudkan kasih sayang “rahmatan lil ‘alamin” utk semua umat manusia, muslim dan non muslim. QS. Al-Anbiya’:107.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (١٠٧)
107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ketika para sahabat meminta Nabi Muhammad berdoa untuk kehancuran kaum kafir, beliau menjawab: “Saya tidak diutus untuk melaknat akan tetapi saya diutus sebagai pembawa kasih sayang.”
Kasih sayang yang dibawa Nabi tidak hanya untuk keluarga atau keterunannya akan tetapi untuk semua manusia: “Kalian tidak mencapai derajat iman sejati sampai kalian saling mencintai. Maukah kamu aku tunjuki perbuatan yang bisa menjadikan kalian saling mencintai? ‘Tebarlah salam di antara kalian. Demi Allah kalian tidak masuk surga kecuali kalian saling berkasih sayang.”
Kasih sayang untuk semua makhluk yang berada di atas bumi. “Orang yang mengasihani akan dikasihi Ar-Rahman. Kasihilah orang yang berada di bumi, maka Dzat yang di langit akan mengasihi kalian.”
Bahkan saat perang sekalipun, di saat perang Uhud, rasul terluka berdarah-darah, giginya rompal, kakinya berdarah, ketika para sahabat menyarankan agar Nabi berdoa kehancuran bagi kafir Quraisy. Tapi justeru Nabi berdoa, “Ya Allah, beri petunjuk mereka karena mereka tidak mengetahui.” Bahkan ketika Malaikat gunung menawarkan kepada Nabi agar gunung tersebut ditimpakan kepada mereka, Nabi menolak dan malah berharap agar kelak dari keturunan mereka menjadi generasi yang beriman.
Kasih sayang Nabi terbukti saat kekuasaan di depan mata, ketika Fathu Makkah. Nabi bertanya kepada kaum kafir Quraisy, “Menurut kalian apa yang akan saya perbuat terhadap kalian? Mereka menjawab serentak, “Engkau akan berbuat baik kepada kami, karena engkau saudara mulia kami, putra dari saudara mulia kami. Maka Nabi mengatakan; “Kalian boleh pergi, kalian bebas. Tidak ada ketakutan bagi kalian semenjak hari ini. Semoga Allah mengampuni saya dan kalian.”
Sebagaimana pondasi dan penopang rumah tangga adalah cinta dan kasih sayang. QS. Ar-Rum:30.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤)
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Bahkan terhadap pembantu sekalipun. Rasul bersabda; “Jangan membebani mereka di luar kemampuan mereka. Jika kalian memberi tugas, maka bantu mereka untuk menyelesaikannya. Beri makan dari apa yang kalian makan. Beri pakaian seperti yang kalian pakai.”
Masyarakat yang dibangun Nabi adalah masyarakat yang pondasi dasarnya adalah kasih sayang baik sebagai umat islam:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
71. dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. At-Taubah.
Terhadap non-muslim. Allah berfirman:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (٨)
8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. QS. Al-Mumtahanah.
Nabi Anjurkan Mengasihi Binatang
Kasih sayang itu tidak hanya untuk manusia, tapi bagi binatang. Nabi bersabda; “Kambing jika kamu kasihi -saat disembelih- maka Allah akan mengasihi kamu.”
Allah memasukkan seseorang ke surga gara-gara anjing. “Seseorang melihat anjing mengulurkan lidahnya kehausan, kemudian dia mengambil sepatunya untuk diisi air dan memberinya minum. Maka Allah berterima kasih kepadnya dan memasukkannya ke surga.”
“Seorang perempuan masuk neraka gara-gara kucing. Ia ikat kucing itu tidak diberi makan dan tidak dibiarkan untuk mencari makan sendiri.”
Nabi mengasihi pelepah kurma basah ketika ia merintih. Sebelumnya Nabi pegang pelepah itu saat khutbah, ketika beliau dibuatkan mimbar dan beralih ke mimbar saat khutbah, pelepah tersebut merintih, maka Nabi mendekati dan mengusapnya dengan tangannya, kemudian ia tidak lagi merintih lagi.”
Hadits-hati yg semisalnya banyak sekali semua menegaskan bahwa Allah wt. mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai hadiah bagi siapa saja yang ada di muka bumi. Nabi bersabda; “Saya ini hanya pembawa kasih sayang dan pemberi petunjuk.” Ini merupakan nikmat yang Allah swt. karuniakan untuk alam semesta ini; jin, hewan, burung dan semua makhluk. Oleh karena itu setiap orang yang melanjutkan misinya hendaknya membawa rahmat bagi alam semesta.
Nabi Pelita Hati
Allah menciptakan alam semesta untuk manusia. Allah swt. menjadikan matahari di alam semesta ini bersinar. Menjadikan bulan bercahaya. Cahaya dan sinar tersebut berimbang dan semua manusia mengambil manfaatnya.
Allah swt. memilih Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul agar menutup misi para nabi dan rasul, agar menjadi pelita bagi hati dan menyinari manusia dengan cahanyanya.
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٢٢)
122. dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al-An’am
Ujian Paling Berat Mendengar Hinaan
Ujian dan cobaan adalah aksiomatik, pasti ada. Maha Benar Allah ketika Berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٨٦)
186. kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan.QS: Ali Imran
Allah mengkhususkan mendengar cacian, padahal sebenarnya ia termasuk dalam cobaan secara umum. Karena cacian dan hinaan itu di hati lebih menyakitkan dibandingkan rasa sakit secara fisik. Nabi sendiri sepanjang hidupnya mendapatkan cacian tersebut; beliau dituduh tukang sihir, penyair, gila, dukun, … Namn beliau sabar dan memaafkan. Beliau lakukan itu agar:
Pengikutnya belajar sabar dan tegar dalam memikul dakwah. “Jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan.”
Agar pengikutnya mengetahui apa yang menimpa mereka boleh jadi karena penyimpangan atau keteledoran atas perintah rasul, karena mereka tidak mengagungkan dan menghormatinya sebagaimana mestinya. Allah mengingatkan:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٦٣).
63. Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
Perang Uhud sebagai bukti, karena keteledoran dan ketidak taatan pasukan pemanah yang turun dari “Jabal Rumah” dan mengambil rampasan perang.
Nabi bersabda;
Mayoritas umat Islam lalai dan bergelimak maksiat dan dosa, mereka meninggalkan kewajiban. Allah berfirman;
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (٥٩)
59. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan. QS. Maryam.
Kewajiban Muslim Membela Nabi
Pertama, Berpegang teguh dengan agama Allah dan tidak cerai berai.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا (١٠٣)
103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. QS. Ali Imran.
Kedua, Meneladani Nabi dalam setiap jenak kehidupannya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. QS. Al-Ahzab.
Ketiga, Menjaga pelaksanaan shalat. Pelaksanaan shalat yang di dalamnya mengkondisikan pelakunya untuk merasa diawasi oleh Allah swt. dan serasa menemani Rasul ketika sedangg membaca “assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh”. Perdamainan atau as-salam tidak akan mewujud jika bukan dari orang yang sadar atas apa yang diucapkan dalam shalat tersebut.
Keempat, Mengekspresikan kemarahan sesuai dengan akhlak Nabi, yaitu tidak mencaci, menghina, tidak melempar batu, tidak merusak, tidak membakar fasilitas umum dan instansi pemerintah, karena itu semua justeru memperburuk citra Islam yang damai.
Kelima, Setiap muslim hendaknya menjelaskan peri kehidupan Nabi kepada orang disekitarnya. Agar mereka membuktikan kepada manusia nilai-nilai keadilan, kebebasan, kemuliaan, toleransi sehingga dunia melihat pengikut Nabi sebagai orang-orang mulia, terhormat dan penebar kasih sayang terhadap semua manusia.
Keenam, Mempersiapkan segenap kekuatan. Kekuatan yang paling utama adalah kekuatan iman, kemudian kekuatan persatuan dan kekuatan fisik atau materi dan persenjataan.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ (٦٠)
60. dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). QS. Al-Anfal.
Karena dengan kekuatan tersebut umat Islam memiliki ‘haibah’ atau wibawa di mata umat lain sehingga tidak mudah dilecehkan.
Ketujuh, Agar kita objektif. Tidak menudih saudara kita Nahsrani Koptik sebagai penyebab penistaan dan pembuat onar.
أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٦٤)
64. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. Al-Maidah.
Rasul Pembawa Rahmat dan Hidayah
Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam dan misi yg diembannya adalah dalam rangka mewujudkan kasih sayang “rahmatan lil ‘alamin” utk semua umat manusia, muslim dan non muslim. QS. Al-Anbiya’:107.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (١٠٧)
107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ketika para sahabat meminta Nabi Muhammad berdoa untuk kehancuran kaum kafir, beliau menjawab: “Saya tidak diutus untuk melaknat akan tetapi saya diutus sebagai pembawa kasih sayang.”
Kasih sayang yang dibawa Nabi tidak hanya untuk keluarga atau keterunannya akan tetapi untuk semua manusia: “Kalian tidak mencapai derajat iman sejati sampai kalian saling mencintai. Maukah kamu aku tunjuki perbuatan yang bisa menjadikan kalian saling mencintai? ‘Tebarlah salam di antara kalian. Demi Allah kalian tidak masuk surga kecuali kalian saling berkasih sayang.”
Kasih sayang untuk semua makhluk yang berada di atas bumi. “Orang yang mengasihani akan dikasihi Ar-Rahman. Kasihilah orang yang berada di bumi, maka Dzat yang di langit akan mengasihi kalian.”
Bahkan saat perang sekalipun, di saat perang Uhud, rasul terluka berdarah-darah, giginya rompal, kakinya berdarah, ketika para sahabat menyarankan agar Nabi berdoa kehancuran bagi kafir Quraisy. Tapi justeru Nabi berdoa, “Ya Allah, beri petunjuk mereka karena mereka tidak mengetahui.” Bahkan ketika Malaikat gunung menawarkan kepada Nabi agar gunung tersebut ditimpakan kepada mereka, Nabi menolak dan malah berharap agar kelak dari keturunan mereka menjadi generasi yang beriman.
Kasih sayang Nabi terbukti saat kekuasaan di depan mata, ketika Fathu Makkah. Nabi bertanya kepada kaum kafir Quraisy, “Menurut kalian apa yang akan saya perbuat terhadap kalian? Mereka menjawab serentak, “Engkau akan berbuat baik kepada kami, karena engkau saudara mulia kami, putra dari saudara mulia kami. Maka Nabi mengatakan; “Kalian boleh pergi, kalian bebas. Tidak ada ketakutan bagi kalian semenjak hari ini. Semoga Allah mengampuni saya dan kalian.”
Sebagaimana pondasi dan penopang rumah tangga adalah cinta dan kasih sayang. QS. Ar-Rum:30.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤)
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Bahkan terhadap pembantu sekalipun. Rasul bersabda; “Jangan membebani mereka di luar kemampuan mereka. Jika kalian memberi tugas, maka bantu mereka untuk menyelesaikannya. Beri makan dari apa yang kalian makan. Beri pakaian seperti yang kalian pakai.”
Masyarakat yang dibangun Nabi adalah masyarakat yang pondasi dasarnya adalah kasih sayang baik sebagai umat islam:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
71. dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. At-Taubah.
Terhadap non-muslim. Allah berfirman:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (٨)
8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. QS. Al-Mumtahanah.

0 comments: