
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Doa bercermin yag masyhur dalam ingatan kita:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ، اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
"Segala puji bagi Allah, Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku."
Imam Nawawi rahimahullah mencantumkannya
dalam Al-Adzkar dengan judul, "Bab: Apa yang dibaca saat bercermin",
Kami riwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni, dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila bercermin beliau berdoa:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ، اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
"Segala puji bagi Allah, Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku." (Hadits ini juga diriwayatkan Abu al-Syaikh Al-Ashbahani dalam Akhlak al-Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dari hadits Aisyah Radhiyallahu 'Anha dengan isnad yang dha'if jiddan oleh Al-Albani).
Ibnu Taimiyah rahimahullah juga
mencantumkan riwayat tersebut dalam kitab dzikirnya yang terkenal,
"al-Kalim al-Thayyib", tapi didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani dan
beberapa ulama lainnya.
Syaikh Al-Albani mengomentari tentang
hadits Ali yang disebutkan Imam Nawawi di atas yang dikeluarkan Ibnu
Sunni dalam amal al-Yaum wa al-Lailah no. 160, "Aku (Syaikh al-Albani):
'Dan hadits ini sanadnya dhaif jiddan'."
Beliau rahimahullah juga
mengomentari pencantuman penyebutan hadits di atas sebagai bacaan saat
bercermin dalam Irwa' al-Ghalil: Semua jalurnya adalah lemah, yang tidak
mungkin sebagian jalur-jalur ini menguatkan sebagiannya yang lain
karena kedhaifannya yang sangat sebagaimana yang aku teliti. Oleh karena
itu, tidak sah berdalil dengan hadits tersebut atas disyariatkannya
membaca doa ini saat bercermin sebagaimana yang dilakukan oleh pengarang
Rahimahullah Ta'ala.
Dan terdapat kalimat doa serupa yang
shahih, namun konteksnya datang secara mutlak (global) tanpa terikat
dengan saat bercermin. Yaitu hadits Aisyah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku."
(HR. Ahmad IV/68, 155 dengan isnad shahih. Al-Haitsami berkata dalam
Al-Majma', bahwa hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad dan
perawi-perawinya adalah perawi-perawi yang shahih. Dinukil dari komentar
Syaikh al-Albani dalam al-Irwa'.)
Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdoa:
اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Irwa')
Dalam riwayat lain dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu, berbunyi:
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku."
(HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 964, Abu Ya'la al-Mushili dalam
Musnadnya no. 4944. Dan Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil
no. 74. Terdapat tambahan dalam riwayat Ibnu Mardawaih:
وَحَرِّمْ وَجْهِي عَلَى النَّارِ
". . dan Haramkan wajahku tersentuh neraka."
Doa Khusus Bercermin Lainnya
Diriwayatkan al-Thabrani dalam al-Ausath, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, berkata: adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila bercermin beliau berdoa:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي سَوَّى خَلْقِي فَعَدَّلَهُ ، وَصَوَّرَ صُوْرَةَ وَجْهِي فَحَسَّنَهَا ، وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Segala puji bagi Allah yang
menyempurnakan kejadianku dan memperindahnya, memuliakan rupaku lalu
membaguskannya dan yang telah menjadikan aku termasuk orang Islam."
(diriwayatkan juga oleh Ibnu Sunni, namun didhaifkan oleh al-Albani
dalam al-Irwa' dan dalam Shahih wa Dhaif al-Jami' al-Shaghir, no. 9936)
Sehingga tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dalam menetapkan doa
khusus di atas saat bercermin.
Kesimpulan
Bahwa doa masyhur di atas yang dibaca
saat bercermin, baik ketika menyisir rambut, merapikan wajah, melihat
postur tubuh padanya atau yang lainnya, adalah tidak memiliki landasan
hadits shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sehingga
menghusukan doa tersebut saat bercermin saja adalah tidak dibenarkan.
Terdapat doa yang mirip dengan doa di atas yang bersifat umum, tanpa
diikat dengan sebab bercermin. Maka siapa yang ingin membacanya karena
mengharapkan agar dibimbing oleh Allah untuk berakhlak yang mulia, itu
disyariatkan, baik saat di depan cermin, saat merenung, saat berjalan,
saat berbincang dengan yang lainnya. Wallahu Ta'ala a'lam.
0 comments:
Post a Comment